Senin, 09 Desember 2019

Terlihat Tercapai Namun Rasanya Sia-sia

Oleh Joy Firdaus Hamonangan Silalahi
Terik,panas begitulah rasanya yang dirasakan bocah berumur 5 tahunan yang sedang menyapu jalanan kota itu. Bagai kain basah yang baru diperas, begitulah juga tubuhnya yang basah, mengeluarkan banyak keringat. Ayah dan ibunya sedang memotong tumbuhan tumbuhan liar di taman kota. Sementara gadis kecil,kakanya bolak balik membawa keranjang sampah kecil,mengantari sampah yang telah disapu dan dikumpulkan olehnya. "lihat mereka, penuh gairah, penuh senyuman dengan kehidupan mereka. Kenapa aku dan kamu tidak bisa seperti itu?" tanyanya pada kakak perempuannya sambil memandang para siswa pulang sekolah. "Mengapa kamu bertanya begitu? Bukankah makan dan minum saja sudah bersyukur kita dapatkan? Kamu bisa lihat sendiri bagaimana keadaan kita saat ini. Tidak ada yang baik dalam keluarga ini."Sahut kakaknya Ibunya perlahan-lahan mendengar apa yang mereka perdebatkan,ia lalu pergi menjauh dan merenung di bawah sebuah pohon.Cukup lama dia merenung,hingga tanpa dia sadari,air mata nya pun keluar.Karena dia tersadar bahwa suami dan anak-anaknga mulai memperhatikan dia,dia lalu mengusap air matanya dan kemudian memanggil mereka untuk makan siang.Mereka makan seperti biasanya dengan nasi,lauk seadanya dan air putih.Sambil makan,ibunya menatap mereka lalu bertanya. "Apakah kalian tidak malu hidup seperti ini,dengan orang tua yang keadaannya baegini?" "Malu? Untuk apa?"sahutnya. "Lihatlah anak-anak itu,mereka bisa berpendidikan,apa kalian tidak merasa minder?" tanya ibunya seraya menjelaskan apa yang dia maksudkan. "Aku tidak malu,mereka hanya diberi sedikit rejeki oleh tuhan,kita hanya butuh sedikit bersabar untuk itu."sahutnya kembali "Jadi apa kamu pikir,kedepannya nanti kau akan lebih baik?"kakak nya menyangkal "Kenapa tidak? Kita hanya butuh kerja keras dan doa yang tulus."katanya kembali. "Alahhh...Sudahlah cukup sadari dirimu dan keluargamu siapa. Makan saja sudah syukur, buat apa berangan angan terlalu tinggi."kakaknga kembali menjawab. "ehhh..kalian ini,jangan mematahkan semangat adikmu,tidak salah dia bermimpi tinggi. Sudah lah,jangan berdebat,ayo kuta lanjutkan ini,tinggal sedikit lagi kok,setelah itu kita pulang." sahut ayahnya sambil berdiri. Seperti malam biasa,sebelum tidur dia selalu diceritakan sebuah dongeng oleh ayahnya "Ayah,ingatlah suatu saat nanti,aku akan membangun rumah mewah sebesar rumah para artis artis yang di tv itu untuk kita tinggal."katanya dengan nada percaya diri. "Hahaha.. Sudah lah nak. Itu hanya milik orang orang kaya dan memiliki uang yang sangat banyak,kita ini hanya orang miskin yang tidak punya apa apa. Sudahlah lebih bakk kamu tidur."kata sayang ayah sambil meyelimuti badannya. "Tapi ayah,aku janji akan membuatnya menjadi kelihatan nyata." katanya kembali. "Ya sudah lahh.Semoga itu semua tercapai.Kalau begitu tidurlah,bagaimana kau bisa mewujudkannya jika kau tidak bersitirahat?" sahut ayahnya. Keesokan paginya,dia berangkaf mencari barang barang bekas yang masih bisa di daur ulang dan bisa dijual.Saat dia melewati sebuah lapangan bola,ia mampir sekalian juga mengambil botol minuman bekas.Begitu lama ia disana,sehingga dia tidak sadar,hari sudah menjelang sore. Menyadari hal tersebut,ia bergegas pulang dan berlari ke rumahnya. "Darimana saja? Dimana barang pulunganmu?" tanya ibunya melihat dia pulang "Maaf ibu. Saya tadi teledor,saya menonton bola hingga kesorean." jawabnya sambil tertunduk "Ya sudah lah,pergi mandi."lanjut ibunya "Ibu,apakah aku bisa ikut bermain bola di lapangan besok?"tanya nya penuh harap "Apa! Tentu saja tidak.Bagaimana mungkin kau bermain bola,pekerjaan kita banyak" kata ibunya menjelaskan padanya. "Tolong lah bu...Aku akan tetap bekerja,aku hanya bermain sore hari saja. Sebentar saja buk" ia merengek. "Nak...kalau kamu sempatkan main bola,bukan kah itu juga berarti kamu tidak bekerja. Artinya kamu mebuang uang" kata ibunya sambil memegang kepalanya. "Bu..Sebentar saja" pinta nya seraya mulai menangis. Melihat itu,ibunya tidak tega,ia mempersilahkan bermain bola tetapi hanya pada sore hari saja,itupun tidak setiap hari.Betapa senang hatinya mendengar itu,dipeluknya ibunya. "Terimakasih bu..suatu saat akan kubuat bangga kalian dengan hobbyku ini"Katanya sambil tersedu sedu. "Iya nak..ya sudah lah.Pergilah mandi"kata ibunya seraya menepuk pundaknya. Dia berlari ke kamar mandi,karena begitu riangnya,ia bernyanyi nyanyi begitu riangnya. "Heii...kecilkan suaramu,saya terganggu menonton televisi" sorak tetangga sebelahnya "maaf paman..saya tidak bermaksud"jawabnya dari kamar mandi Diteruskan nya mandinya hingga selesai Keesokan harinya,dengan gugup ia mulai masuk ke lapangan dan mulai bermain main bola dengan anak anak lainnya.Walau jarang bermain bola,namun kemampuannya berada diatas rata rata anak lain yang sedang bermain di lapangan itu.Seperti mimpi,pada saat itu juga seorang pelatih sepakbola yang cukup terkenal di kota itu.Seperti kebanyakan pelatih, matanya langsung tertuju pada nya. Dia mempunyai kontrol yang bagus,dribble,skill,lari,dan ketahanan fisik yang bagus,begitu yang dilihat sang pelatih dari anak itu.Setelah selesai bermain si pelatih langsung menghampirinya. "Nak..boleh berbicara sebentar."tannyanya Sambil ragu ragu,juga agak sedikit takut ia mendekat "iya paman,ada yang bisa saya bantu?"tanyanya gugup "Siapa namamu?Kamu anak baru ya disini?" tanya si pelatih " Nama saya Zola.Iya paman,saya masih baru disini,masih ini yang pertama kalinya ." jawabnya pada si pelatih "Oh begitu.Dimana kamu tinggal? Bisa saya antar pulang."tanya nya "Tidak usah paman. Saya bisa pulang sendiri."katanya sambil mengangguk "Ayolah.Tidak usah takut pada saya,saya bukan orang jahat." kata sipelatih meyakinkannya "Baiklah paman.Tapi maaf kalau saya merepotkan" katanya pada pelatih itu "Tidak apa apa.Kan saya juga yang memaksa,yasudah lah ayo saya antar pulang"kata si pelatih. Lalu sipelatih mengantarkannya pulang kerumahnya.Setelah sampai,dia memanggil ayahnya. Ayahnya pun keluar lalu mulai berkenalan dan berbincang bincang dengan si pelatih. Dia mengatakan bahwa dia ingin melatih anaknya menjadi pemain bola profesional karena anaknya memiliki bakat sepakbola yang bagus. "Maaf pak.Bukannya saya tidak mau,tapi apa kami mampu untuk itu? Makan dan minum saja sudah syukur kami dapatkan" begitu jawaban ayah si anak. "Kalau soal itu,tidak usah khawatir pak.Saya yang akan memenuhi semua kebutuhannya, saya hanya butuh persetujuan dari bapak" si pelatih menjelaskan "Tapi bagaimana anak saya nanti? Apakah dia akan baik baik saja?" tanya ayah sianak kembali. "Tidak apa apa pak.Saya jamin dia aman bersama saya" kata si pelatih lagi "Baiklah pak.Saya serahkan kepada bapak saja. Tapi tolong,jika nanti bermain,jaga dia baik baik. Saya tidak mau anak saya kenapa kenapa."mohon ayahnya "Baiklah pak. Itu biar saya yang atur.Sudah malam,saya pamit pulang dulu ya pak. Besok sore saya yang akan menjemput zola langsung" kata si pelatih "Baiklah pak.Hati hati dijalan"sahutnya "saya permisi pak"sahutnya " iya pak silahkan" sahutnya dengan senyuman Keesokan harinya,ia berangkat dijemput pelatihnya itu dan membawanya ke sebuah lapangan tempat bermain bola yang cukup luas.Pertama kali masuk ke lapangan ia begitu gugup karena begitu banyak orang orang yang berlatih.Bahkan kemampuan mereka juga sangat bagus,layaknya pemain profesional.Tetapi nalurinya yang terlahir sebagai pemain bintang,dia langsung cepat berbaur dan terbiasa dengan yang lainnya.Tahun ke tahun kemampuannya semakin bertambah,dia tumbuh menjadi seorang pemain sepakbola profesional yang memiliki kemampuan yang luar biasa.Baru berumur 17 tahun,dia sudah menjadi bintang dan terkenal di negaranya dan juga sudah menjadi pemain andalan di salah satu klub besar di negaranya. Melihat itu,ayah dan ibunya turut bangga,mereka selalu hadir saat dia sedang bertanding. Tidak diduga,pada masa itu klubnya melakukan tour ke inggris untuk melakukan pertandingan persahabatan dan untuk melihat sejauh mana kemampuan tim nya saat ini. Walau kalah sangat jauh,namun penampilannya yang mengesankan membuat salah satu tim yang mereka lawan,tertarik untuk memboyongnya dan menjadikannya pemain klubnya.Dia yang baru saja berumur 18 tahun,langsung ditawarkan bermain ke liga inggris,ini adalah kado terindah yang tuhan berikan pada saya selama ini, sahutnya dalam hati. Semenjak memutuskan menerima tawaran bermain di inggris,kehidupan keluarganya berubah drastis,dari yang dulunya hanya penyapu jalanan dan pemulung,kini sudah menjadi pengusaha sukses.Semua usaha mereka tidak jauh jauh dari apa yang membuat mereka seperti sekarang ini yaitu sepak bola.Mereka mendirikan toko olahraga,hotel,dan usaha dibidang sepak bola lainnya,salah satunya yaitu jersey atau kaos bola dan perlengkapan bola lainnya.Setelah dua tahun bersama klub itu,dia kini selalu menjadi andalan untuk bermain melawan tim tim lainnya.Banyak kemenangan yang mereka dapatkan,oleh karena itu,tidak sedikit piala yang mereka dapat. Dia juga banyak mendapat penghargaan sebagai mvp (mos value player) biasa disebut man of the match,top score,pemain terbaik dan masih banyak lagi. Sampi pada titik puncak kemampuannya,dia ditawar bermain bersama klub yang sudah terkenal sekali,bukan hanya di eropa saja ,namun sudah selurih dunia.Cukup lama dia berpikir untuk menerimanya,bukan karena masalah bayaran tetapi karena ketatnya persaingan yang ada di klub itu.Tetapi dengan tekad,dukungan dan persetujuan orang tua nya, dia setuju pindah ke klub besaf itu.Dari sini,,kehidupannya dan keluarga berubah 360°,bisa dibilang mereka sudah menjadi orang kaya dengan segelintir harta yang berjumlah triliyunan Tetapi masalah justru datang saat dia sukses,ayahnya jatuh sakit parah. Bahkan dari hari ke hari penyakitnya semakin tak terkendali akibat terlalu sering mengonsumsi alkohol dan beban pikiran yang sangat banyak.Sontak saja semua keluarganya heran dan bingung kenapa ayah mereka bisa sakit gara gara alkohol.Sampai pada akhirnya,ketika ayahnya sudah bisa diajak berbicara,ia menceritakan semua yang terjadi,kenapa dia begini dan kebapa dia mengonsumsi alkohol berlebihan.Dia memang sering mabuk karena merasa depresi saat keluarganya masih bekerja di jalanan dengan banyaknya masalah yang melanda.Hari ke hari semakin parah pula penyakit yang diderita ayahnya,sampai sampai dokter saja mengatakan bahwa umur ayahnya tidak lama lagi.Mendengar hal itu,semua keluarganya menangis, termasuk dirinya.Konsentrasinya buyar dan selalu kepikiran kepada ayahnya yang terbaring tak berdaya di rumah sakit.Saat kembali bermain sepakbola,kemampuannya berubah drastis, dia seperti tidak tahu sama sekali mengenai sepakbola lagi.Bahkan dia hampir depresi dan putus asa.Melihat kejadian janggal itu,pelatih mengiranya sedang bermain main dan tidak mau serius,bahkan karena emosinya si pelatih menyuruh dia pergi dan tidak usah bermain lagi. Tetapi pada saaf itu,kakak perempuannya datang ingin melihat keadaannya,dia melihat adiknya yang begitu tidak punya semangat dan muka yang murung.Dia lalu menjelaskan kepada si pelatih tentang apa yang dialami oleh keluarganya,begitu juga adiknya.Pelatih itu hanya diam,dia merasa bersalah karena dia juga pernah merasakan hal demikian. "Maafkan saya.Saya tidak tahu apa yang kamu dan keluargamu alami. Pergilah,bawalah dia pulang,dia butuh waktu untuk semua ini." kata si pelatih sambil memandang kakaknya "Baiklah pak. Tetapi saya rasa dia akan sedikit lebih lama disana." kata kakaknya menjelaskan "Tidak apa apa. Saya tahu ini sangat berat baginya,karena saya juga pernah merasakan hal yang sama.Bawalah dia kembali" kata si pelatih menuturkan "Baiklah kalau begitu.Saya dengan adik saya permisi pak,sampai jumpa." kata kakaknya membalas Setelah bertemu,ia melihat ayahnya terbaring tak berdaya dengan selang selang yang dimasukkan ke seluruh tubuhnya. "Mengapa begini? Saat aku mulai bisa membuatnya bahagia,Tuhan malah membuatnya begini!"serunya dengan nada keras. "Hei...Sudah lah.Mengapa kamu menyalahkan Tuhan? Inikan hasil perbuatan ayahmu sendiri.Jadi tidak perlu marah marah,yang kita butuhkan itu kesembuhan sayahmu. Jadi lebih baik kita berdoa saja." sahut ibunya menjelaskan. Keadaan tersebut terus berlanjut hingga tiba tiba suatu hari ada keajaiban yang terjadi, ayahnya pulih ,bisa berbicara dan berinteraksi seperti biasanya.Walau hanya bisa terduduk lesu di ranjang rumah sakit setidaknya dia sudah bisa teesenyum.Semangatnya yang dulu hilang kini perlahan lahan pulih kembali,walau dengan waktu yang tidak sebentar. "Nak..pergilah kembali ke timmu.Kalian kan ada peetandingan lusa.Menangkan lah itu."kata ayahnya lesu "Baiklah ayah,aku akan pergi.Asalkan ayah harus janji.Ayah harus kuat dan bisa kembali sembuh." katanya sambil memegang tangan ayahnya. "Hehehe.. Iya,ayah pasti kuat.Kau bermain saja dengan bagus."kata ayahnya teesenyum. "Baiklah ayah,aku pergi.Jaga dirimu baik baik ya."katanya kepada ayahnya sambil memeluk ayahnya. Saat kembali berlatih,ia kembali menunjukkan performa terbaiknya,sehingga dia teeoilih menjadi salah satu pemain yang dibawa bertanding.Sehari sebelum bertanding, ayahya kembali jatuh sakit dan dirujuk ke rumah sakit lagi.Ibunya sengaja tidak memberitahunya agar dia tidak kepikiran dan tidak teeganggu saat bermain nanti. Saat 8 jam sebelum pertandingan dimulai ayahnya meninggal dunia.Ibunya langsung menelponnya dan memberitahu kepadanya apa yang terjadi sambil menangis terisak isak.Tubuhnya serasa mati rasa, ia kangsung tergeletak di lantai sambil menangis.Dalam tangisnya,ia sadari sesuatu, bahwa dia punya janji kepada ayahnya harus memenangkan laga itu. Itu adalah janji terakhirnya kepada ayahnya. Ia pacu semangatnya,tidak boleh lemah! Bagitulah yang ada dalam benaknya.Saat sudah mau mulai pertandingan,dia sengaja tidak memberi siapapun agar tidak ada gangguan di timnya.Saat bermain,dia seperti biasa saja tidak ada gangguan sama sekali.Sampai pada menit 70 dia berhasil mencetak gol,dia berlari dan berteriak "Ayahhh.....Sudah kumenangkan...Sudah kudapat...Sudah kumenangkan! Apa kau bisa kembali?" teriaknya di dalam stadion Lalu dia tersungkur di lapangan dan menangis,dia sudah tidak tahan lagi. Semua rekan rekan setimnya heran dan bingung melihat tingkahnya itu.Lalu dia menjelaskan apa yang terjadi sambil menangis tersedu sedu,semua rekan rekannya merasa iba,bahkan tidak sedikit yang menangis atas apa yang dia alami.Mereka memeluknya seraya menyemangatinya dan mendoakan yang terbaik baginya.Selepas laga itu,dia langsung pamit dan pulang untuk bertemu keluarganya. Sesampainya di rumah,dilihatnya ayahnya dalam terbaring di dalam peti dan semua keluarga yang melayat.Tak terbendung air mata dan tangisnya. "Ayah..aku pulang.Laga tadi kumenangkan. Bangun lahhh.Apa kau tidak mau melihat anakmu ini menggapi cita citanya." katanya sambil menangis tersedu sedu. Ibunya menariknya dan memeluknya. "Sudahlah nak.Jangan lakukan sesuatu yang sudah pasti tidak bisa kembali."katanya sambil menangis "Aku tidak kuat buk."katanya sambil menangis "Sudah lah.Tuhan tahu apa yang terbaik pada kita."kata ibunya seraya terseyum. Setelah itu,mereka berangkat bersama ke TPU setempat untuk memakamkan ayahnya. Setelah kejadian itu berlalu,ia semakin terkenal,begitu juga dengan kekayaannya yang melejit naik.Dia kemudian membangun sebuah rumah besar,sama seperti rumah yang dulu pernah dia damba dambakan kepada ayahnya,bahkan rumah yang dia bangun,jauh lebih besar ketimbang yang dia angan angankan.Dia juga membeli mobil mewah,hotel,pesawat terbang,perusahaan,dan masih banyak lagi.Saat berkumpul bersama dengan keluarganya pada acara malam tahun baru,ia menghayal dan berkata dalam pikirannya "walaupun kali ini kami tahun baruan dengan rumah mewah dan semua yang ada,itu semua kurang bagiku.Yang ku mau hanya ayah saja."sambil melihat sekelilingnya.Tetapi di satu sisi,dia juga bahagia melihat kakak,ibu dan keluargaya yang lain bisa meikmati hasil jerih payahnya.Dalam sebuah acara penting,di sebuah stasiun televisi dunia dan live di seluruh dunia.Dan sebagai salah satu pemain terbaik dunia,ia mendapat kesempatan untuk diundang dan diwawancarai oleh para awak media. "Anda sudah memiliki semuanya.Harta,kemewahan,ketenangan dan apapun yang anda inginkan.Apalagi yang kurang dan anda masih inginkan saat ini."kata salah satu pewawancara. "Memang itu semua saya punya.Tapi apakah itu berarti jika saya bandingkan dengan apa yang telah ayah saya lakukan untuk membesarkan saya dan mendukung semua cita cita saya.Ambil lah semua yang ada pada saya,asal kembalikan ayah saya kedunia dan bersama saya lagi."katanya sambil tersenyum dan meneteskan air mata. Penulis adalah Siswa SMA Negeri 1 Purba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolah ku Ibadahku

Oleh 'Liani sinaga' Pagi hari yang cerah,aku duduk di depan Kelas ku b...